Latte Art Rosetta – Bagi kalian yang rutin mampir ke kedai kopi favorit untuk sekedar melepas dahaga sekaligus memanjakan lidah, tentu sudah tak asing dengan istilah latte art rosetta. Yaitu sajian espresso yang diduetkan bersama susu hingga menciptakan beragam pola indah salah satunya adalah rosetta.
Sebelum memulai cara membuat latte art rosetta, kalian perlu tahu siapa pencetus karya seni pada sajian kopi ini. Adalah David Schomer, pria asal Amerika Serikat yang juga memiliki kedai kopi Espresso Vivace di negeri Paman Sam tersebut dan sahabatnya yang berasal dari Italia, Luigi Lupi.
David menemukan teknik latte art pada tahun 1980-an dengan pola hati, yang kemudian ia patenkan hak ciptanya di tahun 1994. Kini, seiring berjalannya waktu pola latte art juga semakin beragam seperti latte art tulip, latte art swan, latte art love, dan tentunya yang populer adalah latte art rosetta.
Dalam teknik pembuatan latte art, ada perbedaan selera penyajian di negara Italia dan Amerika Serikat. Mungkin ini adalah hasil dari selera Luigi serta David, waktu memulai ide melukis di atas kopi.
Di Negeri Pizza, campuran kopi dan susunya adalah tiga banding satu, sedangkan AS memakai campuran dua pertiga susu panas serta sepertiga kopi. Walau terlihat berbeda, tapi keduanya diyakini memiliki karakter/ciri khasnya masing-masing.
Tak dipungkiri jika kita melihat seorang barista membuat latte art love dan latte art rosetta, terlihat sangat mudah. Tapi ternyata itu nggak semudah yang dibayangkan namun bukan berarti mustahil untuk bisa kalian praktekkan di rumah lho.
Sebelum memulai membuat latte art rosetta, pertama-tama kalian harus mempersiapkan alat-alatnya dahulu. Jika kamu memiliki mesin espresso tentu lebih baik, namun jika tidak, maka kalian bisa menggunakan alat-alat pembuat kopi lain meskipun hasilnya tidak sesempurna menggunakan mesin. Ya setidaknya bisa agak mirip atau mendekati karya barista profesional deh.
Pertama yang perlu kalian siapkan adalah susu yang di-steam dan espresso. Selanjutnya Anda bisa menggunakan alat yang disebut milk jug. Alat tersebut menjadi kunci utama dalam teknik latte art karena kalian tidak akan bisa menggambar pola apapun tanpa bantuannya.
Milk ini berfungsi untuk kemudahan dalam membuat pola atau motif yang diinginkan di atas espresso. Untuk urusan membuat espresso, kalian bisa menggunakan Bellman Stove Top atau Little Guy Espresso Maker.
Keduanya dipastikan memiliki harga lebih terjangkau ketimbang harus membeli mesin espresso seperti di kedai kopi besar. Sedangkan untuk milk jug, bisa Kalian pilih sesuai selera serta kenyamanan dalam menggenggamnya.
Cara Membuat Latte Art Rosetta Dengan Mudah
Setelah espresso selesai dibuat dan susu rampung di-steam, maka langkah selanjutnya adalah dengan mulai mempraktekkannya. Dalam hal ini Kita akan membuat latte art rosetta dan perhatikan bagaimana pola untuk menggambarnya. Jangan sampai kosentrasi kalian terpecah saat menuang susu lalu memikirkan atau menerka-nerka polanya.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam membuat latte art rosetta, yaitu kecepatan, jarak, dan presisi. Kecepatan dalam menuangkan susu ke atas espresso bakal mempengaruhi tekstur polanya. Jika prosesnya lambat, maka tekstur susu akan pudar dan lebih menonjolkan tekstur dari liquid espressonya.
Selain itu, jarak juga menjadi kunci dalam membuat latte art rosetta. Semakin dekat jarak tuang susu ke permukaan, maka motif putih dari susu akan semakin terlihat jelas. Namun sebaliknya, jika terlalu jauh, maka susu akan tenggelam serta tidak akan tampak di permukaan espresso.
Tentu kalian juga tidak ingin tampilan latte art rosetta miring ke kiri atau ke kanan bukan? Oleh sebab itulah, faktor presisi juga sangat penting dalam proses pembuatannya. Pastikan saat mulai menuangkan susu, posisinya persis di tengah jangan sampai terlalu ke pinggir dari bibir cangkir.
Jika alat-alat sudah disiapkan, pola rosetta telah terpampang jelas di kepala, dan tiga faktor penting dalam pembuatan latte art juga siap dijalankan, kini saatnya praktek.
Pertama, pastikan susu sudah melalui rangkaian proses frother atau steamer dan membentuk microfoam, dikenal juga dengan denaturasi. Inilah susu yang biasa digunakan oleh barista untuk dicampur ke dalam espresso demi terciptanya pola-pola yang menarik.
Pemilihan jenis susu juga dapat mempengaruhi kualitas gambar yang terpampang di atas espresso. Disarankan menggunakan susu yang memiliki kadar lemak rendah karena akan membuat susu menjadi lebih ringan, serta buih yang dihasilkan bisa mempermudah kalian dalam proses pembuatan latte art.
Tuanglah susu ke cangkir berisi espresso dengan jarak sedang untuk membentuk tekstur awal hingga terisi setengah dari cangkir. Kedua, tuang susu ke permukaan espresso dengan jarak dekat agar goresan-goresan susu terlihat jelas.
Cobalah menggoyangkan milk jug dengan lambat lalu kemudian menjadi agak cepat sehingga tercipta lapisan susu sebagai pola dasar rosetta. Jika sudah tampak pola dasar rosetta, maka sentuhan terakhir sudah bisa dilakukan. Caranya adalah tuang susu dengan gerakan menarik agar terlihat garis lurus pada tengah pola hingga terciptalah latte art rosetta.
Jangan kecewa kalau hasilnya kurang memuaskan dan tidak mirip seperti latte art rosetta karya barista di kedai favorit Anda. Karena seorang barista juga butuh latihan dan tidak langsung berhasil membuatnya dengan sempurna. Ada proses yang harus dijalani dan espressonya tetap bisa Kalian nikmati kok.
Setidaknya dari hasil yang belum sempurna tadi Anda jadi mengetahui bahwa proses pembuatan latte art ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Maka tak heran jika ada cukup banyak pelatihan-pelatihan khusus dalam pembuatan latte art, karena dianggap sebagai selling power dari sebuah kedai kopi.
Baca Juga : 6 Perbedaan Kopi Arabika dan Robusta yang Pecinta Kopi Harus Tau
Even Coffee Latte Art Rosetta Mendunia

Sumber : worldcoffeeevents.org
Dengan berkembangnya teknik latte art saat ini, sampai-sampai ada kejuaraan dunianya lho. Adalah World Coffee Events (WCE), yang menjadi ajang internasional pertarungan para barista berbakat dari seluruh negara untuk membuat kopi art yang punya nilai seni tinggi, penyajian kopi, dan menghasilkan kopi.
Terdapat 4 kategori pada ajang tersebut yaitu World Barista Championship (WBC), untuk menilai barista dalam melayani pelanggan dan menyajikan kopi, World Brewers Cup (WBrC), menilai kualitas skill barista saat menyeduh kopi secara manual, World Latte Art Championship (WLAC), kompetisi barista dalam membuat latte art, dan World Cup Taster Championship (WCTC), yang menguji ketajaman barista dalam hal mengenali rasa kopi dari beragam daerah.
Dari sini Kita bisa menilai, kalau latte art tidak hanya sebatas pemanis dalam penyajian atau pelayanan kepada pelanggan saja tapi juga keahlian seni para barista yang patut dihargai. Jika sebelumnya, sempat disebutkan ada latte art tulip, latte art swan, latte art love, dan latte art rosetta, itu masih dalam tahap dasar atau 2D.
Pada kenyataannya, saat ini perkembangan teknik latte art sudah berkembang pesat dan tentunya memiliki kesulitan yang luar biasa. Diantaranya ada Coloured Latte Art, yaitu sebuah kreasi espresso yang dikombinasi dengan pewarna makanan atau sirup sehingga kemasannya menjadi lebih cerah dan tentunya sangat menarik.
Selain itu ada juga latte art 3D, dimana barista harus memiliki kecepatan dan ketelitian tinggi untuk mengolah busa susu yang rapuh sebagai bahan utama dalam membuat beragam karakter lucu sekaligus menggemaskan. Teknik latte art ini ditemukan oleh barista asal Jepang, Yamamoto Kazuki.
Sebelum naik ke tingkatan kelas ‘dewa’ tersebut. Tentu lebih baik menguasi latte art 2D salah satunya adalah latte art rosetta yang umum kita jumpai. Nikmati proses dan karya Anda sendiri. Selamat mencoba ya.